Konsorsium Arab Saudi Batal Beli Newcastle, Salahkan Premier League
Konsorium Arab Saudi batal membeli Newcastke United. Klub-klub Liga Inggris disebut turut andil dalam gagalnya akuisisi tersebut.
Penarikan diri dari proses jual beli ini disampaikan pada Kamis (30/7/2020). Uji kelayakan calon pemilik yang berlarut-larut dan situasi global yang tak menentu akibat pandemi COVID-19 disebut menjadi alasannya.
Langkah akuisisi ini memang memakan waktu yang terlalu lama, yakni sekitar 4 bulan. Proses yang terjadi di dalamnya pun tertutup oleh publik.
Namun selama masa tes calon pembeli ini, konsorsium Arab Saudi diterpa banyak isu tak sedap, mulai dari masalah kasus pelanggaran HAM, dugaan membantu pembajakan siaran langsung Liga Inggris, sampai tudingan soal sportswashing.
Belum lagi muncul isu mengenai ketidakjelasan siapa yang menjadi pengambil keputusan andai akuisisi dilaksanakan. Sebab, yang mengajukan pembelian Newcastle United adalah PCP Capital Partners milik pengusaha Inggris, Amanda Staveley. Namun dana akuisisi diperoleh dari Public Invesment Fund milik Arab Saudi dipimpin oleh Pangeran Mohammed bin Salman.
Selepas batalnya akuisisi ini, Staveley menumpahkan kekecewaannya. Ia menyebut otoritas Premier League yang jutru mengulur proses akuisisi, ditambah klub-klub Liga Inggris tak mau Newcastle dibeli oleh taipan asal Timur Tengah.
“Tentu saja kami menyalahkan Premier League. Mereka punya kesempatan. Mereka bilang kami belum menjawab semua pertanyaan yang diajukan, padahal kami sudah melakukannya,” kata Staveley, dikutip Sky Sports.
“Kami begitu patah hati, terutama para supporter Newcastle, sebab investasi yang dikuncurkan pada klub akan sangat berarti, terutama dengan kondisi Brexit dan pandemic COVID-19 yang terjadi. Ini bencana bagi mereka.” jelas wanita 47 tahun itu.
Suporter Newcastle diketahui memang sangat ingin proses akuisisi ini berjalan lancar. Mereka sudah muak dengan kepemimpinan Mike Ashley yang dianggap hanya mencari keuntungan pribadi tanpa ada keseriusan membawa Newcastle United berprestasi.