Rahasia Chelsea Belanja Besar Di Tengah Pandemi
Di tengah masa pandemi virus corona, klub-klub sepakbola kesulitan finansial untuk belanja pemain, tapi berbeda dengan Chelsea.
Pandemi virus corona turut menghantam sektor sepakbola. Di Eropa misalnya, banyak pertandingan yang sempat ditangguhkan hingga akhirnya berlangsung lagi dengan tanpa penonton. Belum lagi, banyak tur pramusim yang batal.
Alhasil, banyak klub sepakbola di Eropa yang merugi. Pemasukan klub macet sehingga menyulitkan untuk belanja di bursa transfer musim panas ini yang berlaku sampai 5 Oktober mendatang.
Belum selesai, Chelsea juga kabarnya sedikit lagi mendatangkan Kai Havert dari Bayer Leverkusen dengan harga 80 juta pounds atau setara Rp. 1,5 triliun.
Mengapa Chelsea bisa mengeluarkan duit sekitar Rp 3 triliun di tengah pandemi ini?
Pertama, Chelsea mendapatkan hukuman larangan belanja di dua bursa transfer oleh UEFA pada musim lalu. Sehingga, Chelsea bisa menyimpan banyak uang.
Kedua, Chelsea mendapatkan banyak modal dari hasil penjualan Eden Hazard ke Real Madrid di musim lalu. Hazard ditebus seharga 100 juta euro atau setara Rp 1,9 triliun.
Kemudian di musim 2018/2019, Chelsea berhasil menyabet trofi Liga Europa. Chelsea mendapatkan kucuran dana sebanyak 41 juta pounds atau setara Rp 80 milliar.
Keuangan Chelsea pun dalam kondisi baik. Terlebih, mereka juga mendapatkan sponsor baru yakni provider 3 yang kini melekat di jersey barunya.
Dan yang terpenting, kondisi keuangan Chelsea yang mumpuni tentu ditopang sang pemilik klub, Roman Abramovich.
Roman Abramovich diketahui beberapa waktu lalu menjual 40 persen saham dari perusahaannya yang bergerak di sektor pertambangan emas, yaitu Highland Gold. Perusahaan tersebut merupakan salah satu dari 10 perusahaan pertambangan emas terbesar di Rusia.
Dari hasil penjualan saham tersebut, Roman Abramovich dapat dana sebanyak 437 juta pounds atau setara dengan Rp 8 triliun.