Penyesalan Dani Pedrosa Yang Selalu Menolak Ajakan Yamaha

Pedrosa mengaku menyesal karena batal membela Yamaha dan belum pernah mengendarai motor YZF-M1 MotoGP. Hal ini ia nyatakan dalam wawancaranya dengan eks pembalap GP250, Sebastian Porto.

Sepanjang 18 tahun kariernya membalap, Pedrosa diketahui sangat setia pada Honda dan 13 tahun diantaranya ia habiskan bersama Repsol honda. Meski demikian, Pedrosa diketahui berkali-kali mendapatkan tawaran dari Yamaha untuk bergabung. Namun pada akhirnya dia memilih untuk tetap bertahan di Honda.

Dani Pedrosa bahkan sempat dikabarkan menjadi kandidat kuat pengganti Jorge Lorenjo di Movistar Yamaha pada 2017, dan ia juga sempat dimintai untuk membela Petronas Yamaha SRT pada 2019. Namun akhirnya memilih pensiun dan fokus menjadi Test Rider KTM sampai saat ini.

Pedrosa tidak memungkiri, sebelum kebangkitan performa Ducati dan kehadiran Suzuki dan KTM, hanya Honda dan Yamaha yang terkuat di MotoGP. Rivalitas sengit antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo bahkan mendorong Yamaha makin berkuasa dan bikin honda tak berkutik.

“Kala itu, ada dua pabrikan yang sangat kuat, Honda dan Yamaha. Sementara itu saat ini Suzuki, Ducati dan KTM sudah berkembang. Saya jadi ingin tahu bagaimana rasanya mengendarai Yamaha YZF-M1.” ungkap juara dunia GP125 2003 dan GP250 2004-2005 ini.

Honda bahkan sempat selama empat tahun paceklik sejak gelar Nicky Hayden pada 2006, yang kemudian diakhiri Casey Stoner pada 2011. Pedrosa menyatakan pada masa-masa gersang itu, para Rider Honda mendorong para insinyurnya untuk mengubah RCV menjadi mirip M1.

“Dulu, rival saya adalah Rossi dan Jorge. Dalam beberapa kesempatan, saat Honda bertanya apa yang harus diubah pada motor kami. Para rider selalu mengeluh dan berkata, ‘Yamaha melakukan ini dan itu’. Saya sangat penasaran, ingin tahu bagaimana rasanya mengendarai motor itu.” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *